Alhamdulillah OM sampaikan kepada Allah Swt karena diberikan kesempat untuk bisa melakukan First Ride Yamaha Lexi setelah sebelumnya hanya bisa melakukan First Impression Yamaha Lexi. Untuk yang belum membaca,silakan klik disini untuk membacanya. Namun sayang beribu sayang karena tidak adanya action cam dan smartphone sedang dites untuk melakukan charger sambil berjalan,jadi tidak ada dokumentasi dalam bentuk gambar ya.
Sebelumnya OM sampaikan terima kasih kepada salah satu sahabat OM yaitu Radhitya yang telah sudi memperkenankan Yamaha Lexinya untuk diadakan first ride.
Mas bro Mba sist, seperti yang OM pernah rasakan pada first impression Yamaha Lexi, dicoba untuk menggeser motor atau mendorong sekalipun terasa enteng. Buat yang sudah minder duluan karena takut berat untuk menggeser,mendorong,mending dicoba dulu deh karena ini enteng. Bahkan Aerox 155 sekalipun,terasa enteng.
Sebelumnya OM sampaikan terima kasih kepada salah satu sahabat OM yaitu Radhitya yang telah sudi memperkenankan Yamaha Lexinya untuk diadakan first ride.
Mas bro Mba sist, seperti yang OM pernah rasakan pada first impression Yamaha Lexi, dicoba untuk menggeser motor atau mendorong sekalipun terasa enteng. Buat yang sudah minder duluan karena takut berat untuk menggeser,mendorong,mending dicoba dulu deh karena ini enteng. Bahkan Aerox 155 sekalipun,terasa enteng.
Waktunya duduk di jok Lexi, busa lembut nan lebar sudah siap menyambut (maaf) bokong. Area bokong bisa diakomodir oleh jok Lexi walaupun bokong Mas bro Mba sist lebar...hehhe...percaya dah karena bokong OM termasuk yang lebar juga. Daannn....efek samping dari jok yang lebar adalah kita harus lebih ekstra mengangkang. Tahu efek sampingnya? Yups...kaki menjadi jinjit pun terjadi,bahkan untuk orang dengan tinggi di atas 170cm masih jinjit. Tapi tenang ada solusinya,cara paling mudah terutama ketika kudu berhadapan dengan kemacetan adalah memajukan posisi berkendara. Kedua dengan cara papas busa jok tapi OM tidak merekomendasikannya karena kenyamanan jadi berkurang. Cara ketiga adalah dengan memakai sepatu dengan sol tebal. Yaahhh....untung walaupun masih jinjit tapi masih tidak ada masalah karena apa......enteng!
Menurut OM,setidaknya ada beberapa posisi berkendara yang bisa didapatkan pada Yamaha Lexi. Posisi normal, posisi kaki selonjoran, posisi sigap ala ala racing. Untuk selonjoran,memang tidak bisa sebebas dan senikmat Yamaha Nmax tapi tetap masih enak bisa selonjoran namun posisi kaki agak keluar. Bisa selonjoran atau sebutan Yamaha adalah "Maxi Relaxed", suatu strong point yang masih belum bisa ditemukan pada motor produksi lokal di Indonesia. Sangat berguna bagi Mas bro Mba sist yang tiap hari minimal tempuh jarak 15km. Dan buat ojol yang jarak tempuh per harinya bisa lebih dari itu,waw...akan sangat terbantu sekali.
Coba arahkan kunci kontak ke on dan seperti Aerox, kalibrasi yang terpampang di panel speedometernya membuat kesan hi-tech semakin kuat. Tekan tuas rem dan pencet tombol electric starter...beeuuhh...suaranya halus euy. Itu semua berkat adanya SMG yang bukan merk susu formula ya. Smart Motor Generator mempunyai sistem kerja yang mirip-mirip dengan ACG nya sebelah,maka tak heran kini suara starternya semakin senyap. Padahal tanpa SMG, matik Yamaha biasanya sudah halus looh. Tapi ya alhamdulillah juga karena Yamaha mau menanamkan teknologi ini juga. Oke lanjut lagi,getaran mesin juga tergolong minim. Efek motor masih baru kah? Mudah-mudahan sih tidak ya.
Oke...saatnya kita berkendara dengan Yamaha Lexi. Dari bukaan gas awal, tidak terasa ada gejala dredeg atau getar yang melanda. Trek yang dilalui banyak tikungan patah sehingga OM yakin banget tidak ada getar. Berhubung trek banyak tikungan patah nan sempit, sekalian saja tes berkendara dalam posisi "maxi relax" alias kaki selonjoran. Dan hasilnya? Tidak membuat kita kagok, mungkin efek dari khasnya Yamaha yang enak buat menikung. Tapi tentunya bukan buat "nikung" seseorang ya....hehehe. Bagaimana dengan kinerja suspensi?
Bobot OM yang hampir sekuintal ini (masya allah, manusia atau karung beras ini?), suspensi belakang terasa empuk namun masih dalam batas yang aman alias tidak sampai mentok. Dites dengan bobot rider dan bocengger yang sentuh angka 170kg, melewati poldur atau gundukan juga masih empuk tapi tetap tidak keempukan alias mentok. Mungkin ada sebagian yang berpikir kalau wajarlah suspensinya empuk karena bobotnya besar. Tapi berdasarkan keterangan Bro Radhitya yang punya BB 77 Kg, suspensi masih tergolong empuk. Padahal suspensinya masih yag tipe standar looh.
Performa memang tidak bisa diuji secara maksimal, maklum treknya tidak mendukung sama sekali. Tapi sebagai gantinya, performa mesin untuk membawa bobot 170 Kg bisa diketahui. Yups...dengan bobot 170Kg, tidak ada gejala ngeden sama sekali. Bahkan dites untuk melalui tanjakan yang di mana ada sekalian poldur, juga masih bisa dilalui tanpa ada kendala. Jadi intinya adalah akselerasi Yamaha Lexi berpotensial juooos guandos ini. Lalu tiada suara ngorok disaat itu.
Masuk ke sektor pengereman....yaahhh....khasnya Yamaha, pakem! Meskipun hanya satu kaliper saja tapi itu sudah sangat cukup. Dari pengalaman OM yang memakai satu kalipernya Yamaha untuk rem depan selama 8 tahun lebih, pengereman jarang sekali bermasalah. Belum pernah mengalami bagel, tidak pakem, bocor minyak remnya. Semoga di Lexi ini juga awet, aamiin.
No comments:
Post a Comment