Uneg-Uneg Soal Motor Disini Tempatnya

01 October 2015

First Ride All New Honda CB150R - Street Fighter Abis!

| 01 October 2015

Setelah sebelumnya first ride New Sonic 150R berwarna magenta, akhirnya dapat kesempatan juga untuk first ride naked sport 150cc dari Honda yang belum menginjak umur 3 tahun tapi sudah mengalami major change. Mari kita sambut All New CB150R, bagaimanakah impresinya?

Dilihat dari dekat, desain serta dimensi body kini bertambah besar, lebih gagah, dan aura macho lebih keluar sehingga walaupun masih ada sedikit kesan motor bapak-bapak tapi bisa tertutupi. Seharusnya motor yang berkonsep streetfighter musti begini nih, tak hanya mengandalkan body besar saja tapi juga musti kudu berotot biar greget. Oke, lanjut duduk di jok sembari memutar kunci kontak ke on.

Speedometer yang kini sudah full digital menyiratkan kesan hi-tech dan futuristik. Sayangnya adalah kalau layarnya belum TFT itu untuk melihat panel takometernya jadi lebih susah dan kurang dibandingkan takometer yang analog. Tapi tak apa, desain speedometer serta pemilihan kombinasi warnanya mengobati.


Dengan tinggi OM yang entah sebenarnya berapa tapi yakin sih dikisaran 170cm, All New CB150R dengan mudah ditunggangi. JInjit balet pun terhindarkan karena kaki sukses menapak sempurna. Posisi badan jauh lebih tegak dibandingkan dengan New Sonic 150R (Ya iyalah), tangki enak untuk diapit. 

Mesin dinyalakan dan impresinya seperti New Sonic 150R. Starternya halus, mesin senyap dan getarannya halus, suara knalpot lebih ngebass namun tetap halus. Perpindahan giginya pun juga empuk dan tak ada bunyi "cetak cetek".

Mulai berjalan, All New CB150R ini lebih menyenangkan untuk dikendarai dibanding New Sonic 150R. Lebih lembut tak menyentak seolah-olah ingin mengeluarkan keberingasan performanya. Wajar saja karena bobot lebih berat plus velg dan ban lebih lebar. Dengan demikian final gear musti kudu dibuat lebih ringan. 


Diajak meliuk-liuk, All New CB150R manteb dan anteng tapi tentu saja tak begitu lincah. DIpakai untuk jarak jauh sepertinya lebih nyaman. Suspensi depan cukup untuk meredam getaran tapi kinerja monoshock belakang tak jauh beda dengan generasi sebelumnya, masih cukup keras. Imbasnya musti persiapkan mental bila lewat jalan tak mulus. Walaupun demikian biasanya untuk manuver nikung kecepatan tinggai bakalan juos guandos.


Keterbatasan area membuat tak begitu banyak yang bisa dieksplor, apalagi masih penasaran dengan performa atasnya. Semoga di lain kesempatan bisa test ride, amin.

Related Posts

No comments:

Post a Comment