Tentunya Mas bro Mba sist pernah mengetahui ada orang yang bilang bahwa ban dengan merk dan tipe ini bannya licin atau kagak enak. Ban licin memang seharusnya tidak dipakai bila lantaran alur bannya sudah habis. Bila alur ban masih ada atau bahkan masih baru tapi licin, itu bukan berarti kualitasnya jelek. Kok bisa begitu?
Untuk Mas bro Mba sist penggemar balap, tentunya sudah tidak asing lagi dengan compound ban dengan jenis hard (keras), medium, dan soft (lunak). Compound ban harian sejatinya juga tidak jauh berbeda dengan ban balap. Hanya saja ban harian lebih cenderung menggunakan compound hard atau medium (lebih tepatnya intermediate). Tapi kok ada ban compoun soft yang dipakai untuk harian? Sebenarnya itu dikhususkan untuk kepentingan balap tapi tidak haram dipakai harian bila mau menanggung resiko compound ban lebih cepat habis.
Oke balik ke pokok bahasan. Pada dasarnya, compound soft akan lebih cepat habis lantaran kemampuan ban untuk “mencengkram” aspal jauh lebih baik dari compound hard dan medium. Dengan demikian gesekan antara aspal dengan ban juga lebih besar, makanya memakai ban compound soft tidak licin tapi resikonya akan lebih cepat habis. Karena itu pula jika ban licin meskipun masih baru, itu bukan karena kualitas bannya jelek.
Ban dengan compound hard butuh pemanasan yang lebih banyak daripada soft. Yang keras harus dibikin lunak dulu biar gripnya lebih enak. Makanya tidak jarang orang beranggapan bannya jelek karena licin, padahal mah hanya butuh waktu lebih lama agar cengkramannya enak.
Kesimpulannya, ban licin itu belum tentu jelek kualitasnya karena bisa saja memang karena compound bannya yang berjenis hard sehingga butuh waktu yang lebih lama agar cengkramannya enak. Coba lihat saja balap MotoGP, biasanya ban hard bisa sampai balapan selesai, ban medium hanya sampai 15-20 lap dan yang soft bisa lebih cepat lagi habisnya.
No comments:
Post a Comment