Jika para produsen sepeda motor di Indonesia telah menyatakan siap menyongsong Euro3, maka ada beberapa pihak nih yang secara tidak langsung belum siap dan akan mengganjal kelangsungan standard emisi Euro3. Siapakah mereka?
Mereka adalah prasarana dan sebagian besar masyarakat Indonesia. Prasarana yang dimaksud adalah minimnya ketersediaan SPBU khususnya SPBU dalam negeri (Pertamina) yang menjual bahan bakar dengan nilai oktan 92. Di luar Jawa, SPBU Pertamina yang yang sudah menjual Pertamax tercatat kurang dari 50 persen. Jangankan di luar Pulau Jawa, di dalam Pulau Jawa saja masih kesulitan untuk mencari Pertamax, ya toh?Namun, ketika disinggung mengenai hal tersebut, Divisi Retail Fuel Marketing Pertamina, Windrian menjelaskan bahwa pihaknya siap menyongsong era Euro3. Bila memang semua sepakat, Pertamina bisa saja mengganti tangki Premium yang masih Euro2 menjadi Tangki Pertamax yang sudah Euro3.
"Pada dasarnya kita siap, karena jaringan kita kuat. Kalau memang semua sepakat dan pemerintah mendukung, kita hanya tinggal ganti tangki saja," tegas Windrian. Nah looh, itu berarti Premium akan dhilangkan atau dikurangi jumlah stoknya dan stok Pertamax akan diperbanyak. Bila ini terjadi, maka sebagian besar masyarakat Indonesia yang kelas ekonominya menengah ke bawah akan menjadi tidak siap.
Kenapa tidak siap?Karena hal itu sama saja seperti mencabut subsidi dan menaikan harga Premium. Untuk membeli Premium yang jika benar akan naik ke Rp 6000 saja sudah banyak yang protes, apalagi jika Premium benar-benar hilang dari peredaran? Bisa-bisa terjadi kerusuhan seperti Mei 98…hhiiii..atut.Kompleks ya masalahnya?)
No comments:
Post a Comment