Pamer Motor Indonesia telah berinisiatif untuk menyelenggarakan adu drag standar antara Honda CB150R Vs Suzuki Satria F150 Vs Yamaha New V-ixion Vs Yamaha MX King 150. OM sungguh sangat berterima kasih karena ada yang sudi mengeluarkan dana yang tentunya tidak kecil demi memberikan “jawaban” atas debat kusir yang selalu saja terjadi. Tapi tentunya ada hal yang menurut OM masih perlu diperbaiki agar pengujian seperti ini bisa lebih baik lagi.
1. Salah Beri Info Spesifikasi Motor
Sebenarnya tidak terlalu berat pada bagian ini tapi untuk orang awam, nantinya bisa berpotensi untuk membuat bingung mereka.
Untuk New V-ixion, spesifikasinya memakai Old V-ixion.
Paling parah Satria F150 karena seharusnya 16PS tapi tertulis 6PS. Semoga hal sepele sepertinya tidak terulang lagi.
2. Indri Barbie
Eh...apa yang salah dengan Indri Barbie? Karena kemontokannya kah? Atau kecantikkannya kah? Ara...ara...bukan itu, melainkan racing suitnya. Ada tulisan sponsor dari salah satu pabrikan motor kan? Bagi OM sendiri sih tidak begitu masalah selama Indri Barbie bisa benar-benar netral tapi.....tidak semua orang berpikiran seperti OM kan?
Saran dari OM adalah usahakan para dragster tidak memakai racing suit yang ada nama sponsor dari pabrikan motor. Untungnya Indri Barbie mendapatkan motor yang sesuai dengan nama sponsor pada racing suitnya, bila tidak? Bisa saja muncul anggapan bahwa Indri Barbie sengaja tidak melakukan pengetesan dengan netral dan sungguh-sungguh. Tahu kan maksudnya?
3. Asal Usul Motor Tes
Hal ini mencuat lantaran pada adu drag dan adu dyno yang diselenggarakan oleh salah satu tabloid otomotif di Indonesia. Hasil dyno motor C melebihi klaim tenaga dari pabrikanya. Padahal umumnya hasil dyno on the wheel selalu lebih kecil daripada hasil dyno on the crank karena adanya “power lost” dari crankshaft ke roda belakang. Tak heran bila ada anggapan bahwa motor C sudah mengalami kenaikan tenaga dahulu. Apalagi tersiar kabar bahwa motor C merupakan pinjaman dari salah satu dealer. Sedangkan motor R merupakan motor dari konsumen.
Nah karena itu...perlunya diberi info mengenai asal usul dari motor tes. Bagusnya sih sama-sama unit test dari pabrikan. Kalaupun dari konsumen maka usahakan “jam terbang” nya masih sama-sama rendah.
4. 1 Motor 1 Dragster
Adu drag ini satu motor dites oleh satu dragster. Menurut OM seharusnya satu motor dites oleh empat dragster. Karena beda joki beda skill beda bobot sehingga akan berbeda juga hasilnya. Jadinya menurut OM, hasilnya masih kurang valid karena masih akan bisa dibantah oleh faktor “X” , yaitu joki.
Karena itu ada baiknya satu motor dites oleh empat dragster, masing-masing dragster diberikan 3 kali kesempatan untuk mengetesnya. Hasilnya bisa diambil yang terbaik atau diakumulasikan dan dibagi 3. Kemudian hasil terbaik dari satu dragster akan diakumulasikan dengan dragster lainnya atau bisa juga diambil yang paling baik. Sehingga didapatkanlah The best of the best. Bingung? Oke akan OM berikan contoh.
Pertama Cibef mengetes Satria F sebanyak 3 kali dan didapatkanlah hasil...
Run 1 = 18 detik
Run 2 = 18,2 detik
Run 3 = 18,1 detik
Dari ketiga percobaan tersebut, bisa diambil hasil terbaiknya, yaitu 18 detik. Atau bisa diakumulasikan dan dibagi 3. Setelah itu, lakukan hal yang sama pada motor lainnya sehingga nantinya didapatkan hasil terbaik dari pengetesan Cibef. Misalnya...
Satria F150 = 18 detik
New V-ixion = 18,1 detik
CB150R = 18,1 detik
MX King 150 = 18,2 detik.
Lakukan hal yang sama pada dragster dan motor lainnya sehingga nantinya bisa didapat hasil...
Satria F150
Cibef = 18 detik
Odon = 18 detik
Indri = 18,2 detik
Kitty = 18,3 detik
Seperti biasa, bisa kita ambil hasil terbaik atau diakumulasikan lalu dibagi 4 sehingga bisa kita dapat hasil the best of the best dari Satria F150, yaitu 18 detik!
Repot ya? Yaaahhh...beginilah caranya agar debat kusir bisa diminimalisir keberadaannya. Menurut OM sih sudah akan susah untuk dibantahnya lagi. Apakah mas bro mba sist menemukan celah untuk membantahnya?
No comments:
Post a Comment