Pernah mendengar kata "korek"?Bila mendengarnya pasti kita akan fokus ke alat untuk menghasilkan api yang berfungsi untuk menyalakan lilin, membakar kayu atau untuk merokok. Pernah dengar kata "Kohar" alias korek harian?Yups...ini kata yang cukup banyak dipakai untuk para pecinta otomotif terutama roda dua. Namun...sudah pada tahu belum ya kenapa di namakan korek?Lalu darimana awal mulanya?Yups...ini dia pengertian "korek" dalam dunia roda dua versi OM.
Korek harian bukan berarti menghasilkan api untuk harian. Semua ini berawal dari era mesin dengan dua nada saja alias 2 tak. Bila di Indonesia, berarti secara tidak langsung kita juga membicarakan perkembangan roda dua tahun 90an. Pada masa tersebut mesin dua nada sedang dalam masa jayanya, namun sayangnya untuk membuat performa motor meningkat, masih belum ada part instan seperti sekarang ini dan kalaupun ada ya harganya mahal. Meningkatkan performa mesin 2 tak lebih banyak melakukan korek. Bagian yang biasanya kena korek adalah transfer port, exhaust port dan dkk. Lubang standar yang hanya sekian diubah menjadi sekian agar tenaga bisa bertambah namun karena masih untuk harian maka tidak terlalu banyak. Sehingga yang namanya korek itu tidak jauh beda dengan yang namanya papas namun lebih khusus ke area mesin.
Lalu bagaimana di era mesin 4 nada?Seharusnya bila ada yang menyebutkan bahwa sepeda motornya telah mengalami kohar,maka pada area mesin sudah ada perubahan namun karena ada yang masih belum mengetahui kohar itu diapain,ada yang bilang bahwa kohar itu yang penting ada perubahan part standar agar performa meningkat. Jadi mudah-mudahan bagi yang sudah membaca artikel ini dapat pencerahan bahwa yang namanya kohar pada era 4 tak tetap mengacu pada main papas pada bagian mesin. Bagiannya bisa hanya sekedar porting polish, papas noken as, menaikan kompresi bahkan sampai bore up walaupun tidak ekstrim.
foto korek:www.korek-fighter.com
No comments:
Post a Comment