Sudah tiga hari berlalu tanpa ada artikel...maaf ya karena sedang riset relay, jadi keasikan sendiri dah sampai lupa untuk posting. Ditambah lagi jadi paketu untuk acara buka bersama bareng komunitas, keyboard jadi jarang kena sentuhan. Sekarang bahas untung rugi ban tubeless menurut dari pengalaman OM ya. Tidak terasa sudah 5,5 bulan berlalu semenjak OM memasangnya pada 2 Februari 2013. Selama itu juga 10.000 kilometer lebih sudah dilalui bersama ban tubeless. Sudah saatnya OM menceritakan apa saja yang OM rasakan bersama ban tubeless.
Pertama kali memboyong dan melihat secara detail, OM sadar bahwa ban lebih besar padahal ukuran yang digunakan sama-sama ukuran standar. Entah karena memang karakter ban tubeless yang lebih besar dari tube type atau pengaruh dari pabrikannya yang merancang lebih besar. Saat masa awal pemakaian pernah ketusuk paku panjang nan karatan, untungnya menyamping dan tidak sampai tembus ke dalam. Maklum...
dagingnya masih tebal, kan masih baru..hehehe.Pernah juga bocor di pentilnya, bocor halus sehingga 3 hari saja tekanan ban bisa berkurang hingga 20psi. Akhirnya ganti pentil yang lebih kuat dan alhamdulillah sampai sekarang masih aman.
1. Bila ban terkena benda tajam, tidak langsung kehilangan tekanan angin secara drastis sehingga masih bisa mencari tukang tambal ban terlebih dahulu. Tapi ada baiknya tetap cek dulu benda apa yang nancap manis di ban, bila paku panjang ada baiknya dicabut saja karena dikhawatirkan dapat membuat lubang menyerong yang membuat penambalan jadi kurang baik.
2. Sulit menemukan tukang tambal ban karena sudah pada tutup?Atau karena pada tidak bisa, mas bro mba sist bisa menambalnya sendiri kok dengan membeli alatnya sendiri dengan kisaran harga Rp 40.000 - Rp 60.000 yang terdiri dari alat kikirnya,alat untuk memasukan "cacing"nya dan cacingnya. Begitu sudah tertambal, tinggal cari spbu dah untuk isi angin.
3. Proses penambalan pada ban tubeless tergolong cepat, tidak sampai 5 menit ban sudah bisa dipakai untuk menggelinding lagi.
4. Tidak repot saat menambalnya. Bandingkan dengan proses penambalan tube type yang harus mengeluarkan ban dalam terlebih dahulu,kikir, kasih karet dan dibakar. Pada ban tubeless tidak perlu seperti itu karena tinggal tusuk area yang bocor dan masukan cacing melalui area lubang yang bocor dan potong sisa cacing.
5. Velg aman dari goresan pencongkel ban dalam. Bila pada tube type untuk mengeluarkan ban dalam harus dengan mencongkel pinggiran ban terlebih dahulu yang dapat menyebabkan goresan pada pinggiran velg, pada ban tubeless resiko seperti itu dapat dihindarkan sehingga velg masih kinclong bin mulus.
Nah sekarang versi kekurangannya.
1. Ban tubeless relatif lebih mahal dari tube type. Contohnya IRC NR80 ukuran 80/90-17 untuk tube type hanya Rp 170.000,sementara untuk tubeless lebih mahal Rp 60.000.
2. Lebih berat ban tubeless walaupun ukurannya sama. Jadi bagi yang mau pakai ,jangan heran ya bila konsumsi bbm jadi lebih boros dan performa agak berkurang terutama bagi yang memakai ban tubeless yang lebih lebar dari standarnya.
makasih om infonya.. :)
ReplyDeleteMakasih om udah share infonya
ReplyDeleteAda tips lagi nih bagi yang sudah pernah menambal ban tubeless
ReplyDeleteada baiknya segeralah mencari cairan yang bisa membuat velg jari2 bisa memakai ban tubeless seperti cairan MOne
Maaf bukannya promosi tapi lumayan bisa menutupi celah2 sempit pada area tambalan sehingga gejala bocor alus bisa diminimalisir
Mantap om
ReplyDeleteada yang lebih bagus, di planet ban jual cairan anti bocor bust tubless juga namanya x-guard kalo ga salah. ban saya kena paku kalo pake cairan itu jadi ga usah tambal ke tempat tambal ban lagi
ReplyDelete@chandra
ReplyDeletemakasih bro
@Pendi herdiana
iya bnr bgt bro
sela2 lubang yang kecil juga jadi lebih tertutup